Dalam dasawarsa pertumbuhan ekonomi Lamongan semakin mengalami peningkatan. Pembangunan secara riil dan nyata telah dilakukan sebagai perencanaan pembangunan telah nyata dikembangkan. Peningkatan PAD juga mengalami peningkatan yang signifikan. dan peningkatan-peningkatan dalam pembangunan tentunya selalu diiringi peningkatan kinerja, biaya serta energi.Energi yang dimaksud adalah ketersediaan energi untuk kepentingan pembangunan. Pengembangan Lamongan dengan daerah sekitar seperti Bojonegoro, TUban dan Gresik secara sinergi harus dikembangkan. Dan tentunya perkembangan ini sangat membutuhkan banyak ketersediaan energi listrik. Pengusahaan energi terbarukan tentunya harus dipikirkan oleh daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di suatu daerah. Lamongan seperti daerah di jawa timur lainnya tentunya memiliki potensial energi yang cukup besar, selain minyak yang beberapa tahun terakhir terus dieksplorasi, sinar matahari dan angin serta biogas juga terus dilakukan pengembangan-pengembangan. Dari beberapa penelitian dan data yang telah dilakukan bahwa lamongan memiliki potensi antara lain :
1. Konsumsi energi Kabupaten Lamongan pada setiap
sektor masih didominasi oleh penggunaan bahan
bakar minyak (BBM) dan listrik. Sektor rumah
tangga konsumsi listrik mencapai 40,57% dan
konsumsi BBM mencapai 47,68%, sektor transportasi
ketergantungan pada BBM masih tinggi ini dapat
dilihat bahwa penggunaan solar dan premium
mencapai 98% dan sektor industri konsumsi BBM
dan listrik juga masih mendominasi yaitu 40,67%
konsumsi BBM dan 45,59% konsumsi listrik.
2. Dari hasil peramalan dengan metode regresi linear
berganda diperoleh bahwa laju pertumbuhan rata-rata
konsumsi energi listrik dalam kurun waktu 15 tahun
sebesar 17,45 % per tahun, sedangkan dengan metode
DKL 3,01. laju pertumbuhannya rata-rata sebesar
17,44 % per tahun.
3. Peningkatan rasio elektrifikasi Tahap pertama
konsumsi energi listrik mencapai 106,468 GWh,
tahap kedua 49,43 GWh, tahap ketiga 90,36 GWh,
dan tahap keempat 144,51 GWh untuk pemenuhan
pelanggan baru. Jadi diperkirakan pada tahun 2020
rasio elektrifikasi Kabupaten Lamongan mampu
mencapai 100%.
4. Biogas memiliki potensi 97,09 MWh pertahun di
Kecamatan Mantup dan memiliki kapasitas sebesar
11,08 kW. Energi angin 22,37 MWh/tahun dengan
kapasitas sebesar 2,55 kW di wilayah pantai utara
Kabupaten Lamongan. Energi gelombang laut 703,65
MWh pertahun dengan kapasitas 80,32 kW. Energisurya 177,75 GWh dan memiliki kapasitas 20,29
MW. Biodiesel 1.204.721,6 liter pertahun dan
bioethanol 37.717.515,6 liter pertahun. Energi air
memiliki kapasitas sebesar 34,61 MW di Sungai
Bengawan Solo Kecamatan Babat.
5. Harga jual energi terbarukan dengan pertimbangan
daya beli masyarakat dan sharing pendanaan : Biogas
rata-rata Rp. 342 /kWh, Energi angin rata-rata Rp.
332 /kWh. Energi gelombang laut rata-rata Rp. 454
/kWh dengan i=6% dan 9%. Energi surya Rp. 500
/kWh pendanaan 80:20. Energi air rata-rata Rp. 288
/kWh. Daya beli energi listrik Rp. 511,8 /kWh.
Semoga Lamongan ke depan menjadi sebuah daerah yang mandiri energi.
Salam . Zafir
No comments:
Post a Comment